u go-blog

IF YOUR RELIGION DOESN'T CHANGE YOU,

THEN YOU SHOULD CHANGE YOUR RELIGION


Wednesday, May 04, 2005

Taksi......sungguh menyebalkan 

Setelah tiga hari pindah kos, saya dan seorang teman belum juga menemukan rute yang tepat dan cepat kekantor. Setiap hari kita mencoba rute baru, dengan harapan rute tersebut jauh lebih dekat.
Hari kedua, kita naik taksi ke kantor. Setelah setengah perjalanan, saya bilang ke sopir taksi sebaiknya mengambil jalur lambat. Saya kira sopir taksinya sudah tahu setelah saya ulang dua kali. Ternyata dia melewatkan begitu saja tempat untuk berpindah kejalur lambat. "Pak, kok tidak jadi mengambil jalur lambat sih, saya kan mau turun disini", kata saya ke sopir taksi. Sopir taksinya bingung, kok gak bilang dari tadi sih mbak?? Lhaaa...bukannya tadi saya sudah mengatakannya dua kali ke bapak? Kalo begitu saya minta maaf deh mbak. Maaf sih maaf Pak, kata saya dalam hati, tapi akibatnya saya kan harus jalan lumayan jauh ke kantor yang pastinya akan menguras habis keringat dan tenaga saya serta akan memacu jantung saya untuk berdetak lebih cepat.
Kalau tahu akan seperti ini, lebih baik kita lewat rute yang kemaren aja kata teman saya, jauh jalannya sama aja.
Kejadian yang tidak mengenakan terjadi lagi hari ini.
Setelah di
briefing oleh seorang teman, yang kebetulan juga tetangga kos, dengan penuh percaya diri kita berangkat ke kantor lewat rute yang telah kita hafalkan semalam. Setelah menunggu bis beberapa lama, ternyata bis yang akan kita naiki tersebut tidak mau berhenti. Sampai sekarang masih menjadi pertanyaan besar bagi saya dan teman saya kenapa bis tersebut tidak mau berhenti.
Akhirnya, saya dan teman saya memutuskan untuk naik taksi (lagi) saja. Dengan harapan ongkosnya tidak akan terlalu mahal.
Setelah mengatakan tujuan ke sopir taksi, taksipun mulai berjalan. Setelah beberapa lama, taksinya akhirnya belok kekiri, saya kira sopir taksinya akan mengambil rute yang sedikit agak jauh agar ongkosnya tidak terlalu murah. Dalam hati saya diam saja.
Setelah beberpa lama, teman saya mulai protes, kok lewat sini, padahal kalau kita lewat sana kan lebih dekat. Dalam diam, kita sama-sama berpikir mungkin sopir taksinya mau "main-main" sedikit. Tidak apa-apalah.
Tetapi setelah taksinya melewati jalan-jalan yang sudah tidak masuk akal lagi, saya mulai protes.
Saya "Pak, ini lewat mana ya, kok muternya jauh banget?"
Sopir taksi "kan kita ke jalan A, mbak"
Saya " Gubbbaraaaaaaaaakkkk, tujuan saya itu ke jalan B Pak, bukan ke jalan A"
Sopir taksi "Saya kira ke jalan A mbak, kalo gitu saya minta maaf deh"
Saya "tadi kan saya sudah bilang ke Jalan B, ditambah dengan penegasan dengan menyebutkan jalan utama"
Oalaaaaahhh, ternyata si bapak sopir taksi salah dengar toh, padahal nama jalannya lumayan berbeda jauh, baik dari segi pengucapan maupun letaknya.
Karena kesal, saya dan teman diam saja, seraya mendengarkan pembelaan sopir taksi akan kesalahannya yang berlangsung kira-kira selama 10 menit.
Awalnya saya sempat uring-uringan juga karena argo taksi mulai membubung diluar perkiraan, lama kelamaan saya diam saja karena kasihan juga sama sopir taksinya.
Ternyata niat saya dan teman untuk lebih irit dalam hal transportasi belum membuahkan hasil...hhhmmm
Moga-moga besok tidak terulang lagi, tapi besok kan libur ya....
Whoa....senangnya leye-leye seharian sambil nonton TV Kabel dan sorenya mungkin nyoba rute baru lagi.



Post a Comment

[Top]