u go-blog

IF YOUR RELIGION DOESN'T CHANGE YOU,

THEN YOU SHOULD CHANGE YOUR RELIGION


Thursday, August 18, 2005

Jalan Ganesha 

Jaman kuliah dan tinggal di Bandung dulu, kalo main ke Jalan Ganesha, paling banter cuma main ke Mesjid Salman, nyari makanan di kantinnya atau main ke kampus ITB, sambil ngecengin anak-anak ITB tentunya.

Gak pernah kepikiran buat naik delman, dokar dan sejenisnya itu apalagi menunggang kuda poni. Hhmmm gak banget deh, malu geto lohh..

Gak taunya, pas kemaren ke Bandung ama ponakan, jadi seperti turis lokal gitu.
Foto-foto di depan ITB, naik delman dan megangin ponakan yang lagi naik kuda.
Untung cuma megangin doang, coba kalo ikutan naik kuda?

Sunday, August 14, 2005

Air 

Karena gak ada tong sampah, akhirnya aku ngebuang puntung rokok ke closet. Dengan anggapan sekali flush, pasti si puntung rokok udah ilang tersedot ke dalam.

Ternyata anggapanku itu salah banget, aku harus memencet tombol flush sebanyak 3 (tiga!) kali. Dengan anggapan, satu kali pencet menghabiskan sebanyak 4 liter air, maka untuk melenyapkan satu puntung rokok saja, aku menghabiskan air sebanyak 12 liter.

Ooo air, maafkanlah tindakan bodohku tadi. Aku telah menyia-nyiakanmu karena kemalasanku.

Wednesday, August 10, 2005

Hidup & masalah 

Hidup
bukanlah pilihan
kita tidak bisa memilih
untuk dilahirkan atau tidak
tapi pemberian yang harus dijalani
suka atau tidak
tergantung bagaimana kita
menjalaninya

Masalah
bukan suatu pilihan
datang menghampiri
pada saat yang tidak tepat
suka atau tidak
kenapa sekarang?
kenapa hari ini?

ketika waktu
tidak menjadi masalah lagi
tergantung bagaimana kita menyelesaikannya
walau begitu
masalah tetap masalah
bikin kepala mau pecah
wajah tanpa sengaja ditekuk
bibir cemberut
ingin lari darinya
sekali ini saja

Monday, August 01, 2005

Mereka juga punya hati dan harga diri 

Di salah satu meja di sebuah restoran, duduk seorang ibu dengan dengan dua orang anaknya. Anak pertama perempuan, berumur kira-kira 7 tahun, anak kedua laki-laki berumur kira-kira 5 tahun. Mereka terlihat sangat menikmati makanan yang ada didepan mereka.
Di meja lainnya duduk seorang mbak, pembantu mereka, sambil memandang ke arah tv dan sesekali melihat ke meja tempat si nyonya dan 2 orang anaknya yang sedang santap siang.

Harga makanan di resto ini berkisar antara 15 - 40 ribu rupiah. Harga minumannya antara 6-17 ribu rupiah. Tidak terlalu mahal bukan?
Dilihat dari penampilannya, si ibu pastilah dari golongan orang yang cukup berada (sesekali gak apa-apa kan "judge a book by it's cover"). Kenapa si ibu begitu tega untuk membiarkan si mbak-nya duduk sambil mamandangi dirinya dan anak-anaknya makan? Kenapa si ibu masih bisa menikmati makanannya diantara tatapan heran pengunjung resto lainnya?
Apakah harga makanan segitu terlalu berharga untuk diberikan kepada si mbak?

Karena tidak tahan dengan pemandangan seperti itu, seorang teman ingin membelikan mbak tersebut seporsi makanan atau segelas minuman.
"gue pengen beliin mbak itu makananan deh"
"gue juga, tapi kayaknya gak mungkin"
"kenapa?"
"iya kalo boleh ama si ibu itu, kalo dia tersinggung, ntar malah ribut lagi, malu kan"
"oiya ya"
"ntar kasian juga si mbak-nya, dirumah pasti dimarahin"
"tapi gue gak tega ngeliatnya"
"gue juga, tapi mo gimana lagi"
"kok ada ya orang yang kayak gitu?"
"apa siy yang gak ada didunia ini (ciee....sok bijak)"

Pemandangan seperti itu merupakan hal biasa dan sering terjadi. Di resto fast food yang harga makanannya cuma 10 ribu saja, masih banyak mbak-mbak yang hanya kebagian tugas menyuapkan makanan kepada anak-anak majikannya, sementara si nyonya dan tuan asyik makan.

Jangan hanya karena kita pikir kita lebih beruntung dari mereka (dari segi materi), kita berhak memperlakukan mereka dengan semena-mena.
Mereka juga manusia seperti kita, yang punya hati, rasa dan harga diri.
Bagaimana kalau hal tersebut terjadi pada diri kita, anak kita atau keluarga kita?

We never know what the future brings, it can happen to one of us, hopefully not.
Treat people properly as human being not a slave.

[Top]